Pemerintah melalui Kemendiknas tetap menjalankan Ujian Nasional sebagai "gong" akhir bagi siswa untuk mendapatkan predikat tamat dari sekolah menengah pertama. Setelah polemik hangat 1 tahun yang lalu tentang pro-kontra penyelenggaraannya, juga keabsahannya, akhirnya dengan 'nekad' dan memberi asesories berbagai indikator (nilai raport dan teknik penilaiannya) muncul dan positif dilselenggarakan ujian nasional.
Akibat yang muncul, paling tidak ada 2 hal disini:
Namun, upaya negatif juga muncul. Bagaiamana jiga rerata nilai raport tidak mendukung? Nah ini dia, beberapa kasus yang terdengar juga ada upaya instan disitu. Yaitu dengan mengubah nilai raport dan buku induk. Lo?
Upaya instan lainnya, sekolah segera membentuk tim siluman untuk suksesi kelulusan, terutama menyongsong ujian nasional. Teknis diperhatikan, proses belajar diabaikan. Pendek kata: instant "banget"!
Sedangkan memperhatikan akibat ke-2, mungkin saja menimbulkan proses penyelenggaraan yang berbalik dari akibat 1: tidak serius! Mengapa? Banyak "bim salabimnya". Seperti apakah? Banyak ragam, mulai mengatur tempat duduk siswa, memahamkan tugas kepengawasan, memahamkan siswa untuk memperhatikan tipe soal dan lainnya.
Terkesanlah tidak in fokus, seharusnya siswa tenang di hari-hari akhir pelaksanaan ujian, justru disibukkan dengan upaya-upaya instan. Jelas hal ini jauh dari gambaran peningkatan kualitas pendidikan. Akan menjadikan kita semakin "pinter" mensiasati keadaan.
Akankah terus begini???
baca juga : BELUM APA-APA SUDAH BOCOR
Akibat yang muncul, paling tidak ada 2 hal disini:
- Bisa meningkatkan kualitas belajar siswa. Hal ini tentu beranggapan bahwa semakin rumit kriteria akan menimbulkan keseriusan penyelenggaraan di tingkat lembaga sekolah menengah.
- Sebaliknya, akan menjadi tidak teratur penyelenggaraannya karena ketidak siapan tingkat institusi sekolah menengah.
Namun, upaya negatif juga muncul. Bagaiamana jiga rerata nilai raport tidak mendukung? Nah ini dia, beberapa kasus yang terdengar juga ada upaya instan disitu. Yaitu dengan mengubah nilai raport dan buku induk. Lo?
Upaya instan lainnya, sekolah segera membentuk tim siluman untuk suksesi kelulusan, terutama menyongsong ujian nasional. Teknis diperhatikan, proses belajar diabaikan. Pendek kata: instant "banget"!
Sedangkan memperhatikan akibat ke-2, mungkin saja menimbulkan proses penyelenggaraan yang berbalik dari akibat 1: tidak serius! Mengapa? Banyak "bim salabimnya". Seperti apakah? Banyak ragam, mulai mengatur tempat duduk siswa, memahamkan tugas kepengawasan, memahamkan siswa untuk memperhatikan tipe soal dan lainnya.
Terkesanlah tidak in fokus, seharusnya siswa tenang di hari-hari akhir pelaksanaan ujian, justru disibukkan dengan upaya-upaya instan. Jelas hal ini jauh dari gambaran peningkatan kualitas pendidikan. Akan menjadikan kita semakin "pinter" mensiasati keadaan.
Akankah terus begini???
baca juga : BELUM APA-APA SUDAH BOCOR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Coment-nya: