TEMA: KEARIFAN LOKAL, JUDUL: PRODUKSI TAPE SINGKONG
DALAM RANGKA P5 DI SMPN 1 GRUJUGAN
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh...
Bapak/Ibu
Wali Kelas yang saya hormati
Bapak/Ibu
Pembimbing yang saya hormati
Serta
teman-teman yang luar biasa.
Bersyukur
kepada Allah Ta’alla, pagi hari ini kita bisa bertemu untuk belajar bersama,
menjalankan kewajiban kita sebagai pelajar.
Pada
kesempatan ini, ijinkan saya untuk berbagi pengalaman dan berbagi pengetahuan
dari hasil kunjungan ke rumah produksi/home industri Tape Singkong di Dusun
Congkrong, Desa Taman Kecamatan Grujugan. Tepatnya di Home Industri Tape Legi
99.
Perlu kita ketahui bersama, bahwa kegiatan ini dalam rangka proses belajar mengajar dengan menggunakan model proyek. Model pembelajaran proyek ini dalam rangka melaksanakan kurikulum merdeka, dan proyeknya bernama P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Dengan harapan setelah melakukan kegiatan ini akan tumbuh kreatifitas, kemandirian dan kerjasama kita sebagai masyarakat Indonesia. Dan tak kalah pentingnya, kita juga turut memajukan salah satu nilai kearifan lokal di kabupaten Bondowoso.
Mengingat pentingnya kegiatan ini, mohon perhatian pada teman-teman agar mencermati apa yang akan saya sampaikan dan mencatat hal-hal penting berkaitan dengan langkah-langkah pokok produksi tape singkong yang akan kita kerjakan bersama esok.
Baiklah, kita mulai!
Home
Industri Tape Legi 99, adalah usaha rumahan yang dimiliki dan dikembangkan oleh
seorang pemuda yang bernama Sulaiman, yang akrab dipanggil Mas Sule. Mas Sule
memulai usahanya membuat tape singkong di Dusun Congkrong, Desa Taman, Grujugan
memang belum lama, namun rintisan usaha ini sudah dimulai mulai jaman
nenek-moyang Mas Sule di Poler, Desa Curahdami sejak tahun 1980.
Produksi tape legi 99 dilakukan Mas Sule untuk memenuhi pesanan konsumen, disamping dijual sendiri yang dipasarkan di pinggir Jalan Bondowoso-Jember, tepatnya di sekitar kebun pembibitan desa Taman. Adapun kapasitas produksi untuk setiap proses pembuatan tape singkong menurut Mas Sule menghabiskan 6-7 kwintal singkong. Jumlah yang tidak sedikit tentunya.
Lantas singkong sebanyak itu bagaimana cara memilihnya agar bisa menghasilkan tape yang enak dan legit? Menurut penuturan Mas Sule tidak semua jenis singkong bisa diproses menjadi tape yang legit dan keset. Setidaknya ada 2 jenis singkong yang selalu digunakan untuk produksi di Tape Legi 99:
1.
Singkong
Kuning
Singkong ini berwarna kuning dagingnya. Tentu
warna ini kelihatan setelah dikupas. Jadi bukan kulitnya yang berwarna kuning.
Singkong kuning ini memiliki kelebihan, selain secara fisik berwarna kuning,
warna kuning sendiri lebih menarik dan bisa mengundang selera penikmat tape
singkong. Selain itu singkong kuning memiliki tekstur yang lebih keras,
sehingga memang cocok untuk dibuat tape singkong.
2.
Singkong
Putih
Singkong ini tentu berwarna putih
daging/umbinya. Singkong putih sebenarnya tak kalah menarik, karena warnanya
putih bersih. Singkong putih rata-rata memiliki tekstur yang lembut. Sehingga
cocok bagi penikmat tape yang memang suka tekstur lembut/empuk.
Dari
kedua jenis singkong tersebut tentunya tidak ada perbedaan rasa, sama-sama
legit/manisnya bila diproses dengan cara yang benar.
Lantas dari mana singkong sebanyak itu didatangkan? Untuk Produksi Tape Legi 99 menurut penuturan sang empunya, singkong-singkong tersebut didatangkan dari daerah Tamanan, Tamanan sendiri merupakan salah satu wilayah kecamatan di Kabupaten Bondowoso. Singkong dari daerah ini kualtiasnya sangat bagus.
Untuk proses pembuatan tape, berdasarkan pengamatan kami tahapannya sebagai berikut:
1.
Tahap
Persiapan
Untuk tahap persiapan, yang perlu disiapkan
adalah:
a.
Pisau,
Untuk mengupas dan
menyerut/kerik permukaan umbi singkong agar ragi mudah menempel.
b.
Wadah
berupa Bak plastik/Timba
Untuk menampung hasil
kupasan dan mencuci singkong
c.
Bak
Permanen (produksi besar)
Bak dari semen
seperti bak mandi, ini untuk produksi dengan kapasitas besar. Bila produksi
kecil cukup bak plastik.
d.
Panci
Tempat
merebus/mengukus singkong hingga setengah matang.
e.
Tungku
Untuk menghasilkan
api yang digunakan merebus/mengukus singkong
f.
Bahan
Bakar (Kayu/Gas)
Yang umum digunakan
bahan bakar kayu. Terutama untuk produksi besar kayu sangat cocok. Bila
produksi kecil bisa menggungkan kompor gas.
g.
Daun
pisang
Sebagai alas/pembungkus
proses fermentasi setelah singkong diberi ragi. Selain itu berfungsi sebagai
pembungkus lapisan dalam besek/karton. Daun singkong juga membuat aroma tape
semakin kuat harumnya.
h.
Besek/Kotak
Karton/Keranjang
Merupakan jenis
kemasan pada pemasaran ke konsumen. Besek terbuat dari anyaman bambu, bila
jumlah besar menggunakan keranjang. Kemasan modern menggunakan kotak karton.
i.
Singkong
Bahan utama membuat
tape.
j.
Ragi
Bagian penting untuk
menghasilkan tape dari proses kimiawi yang bernama fermentasi. Ragi yang
ditaburkan pada singkong yang telah dimasak akan menghasilkan perubahan tekstur
dan rasa, itulah yang disebut tape/tapai.
2.
Tahap
Produksi
Proses produksinya sebagai berikut:
a.
Pengupasan
Singkong
Singkong
dikupas/dipisahkan dari kulit arinya yang keras kemudian bagian daging umbinya
dikerik. Pengerikan ini bertujuan agar ragi yang ditaburkan bisa fermentasi
dengan baik disamping agar ragi mudah menempel.
Cara mengupas
singkong:
1)
Potong
bonggol dan ujung singkong dengan pisau.
2)
Sayat
melintang/vertikal sepanjang singkong lalu dikelupas.
3)
Setelah
itu permukaan daging singkong dikerik.
Selengkapnya bisa
dilihat pada video/gambar.
b.
Pencucian
Pencucian singkong
untuk tape harus benar-benar bersih, agar proses fermentasi sempurna. Selain
itu pencucian tujuan pokoknya menghilangkan kotoran dari tanah yang menempel.
c.
Pengukusan/pemasakan
Untuk produksi kecil
biasanya di kukus, sedangkan produksi jumlah banyak di godok pada panci besar
beserta keranjangnya agar setelah masak bisa diangkat dengan mudah. Siangkong dikukus/digodok
hingga setengah matang, jangan sampai kelamaan mengukus/godok agar singkong
tidak hancur dan lembek. Lalu ditiriskan dan didinginkan.
d.
Sorting
Pada proses ini,
singkong yang telah dimasak dihamparkan pada tempat datar agar cepat dingin dan
diseleksi berdasarkan ukurannya. Singkong yang besar dipotong sesuai selera
pasar. Bagian singkong yang masih ada sisa kulit dihilangkan agar tidak
menimbulkan warna hitam pada tape.
e.
Peragian
Cara memberi ragi
pada singkong yang telah dimasak adalah dengan menempatkan pada wadah yang ada
tutupnya (bisa timba kecil/bak kecil). Lalu di taburi ragi sesuai ukuran, ragi
harus telah dihaluskan agar bisa campur merata pada permukaan daging ketela.
Setelah ditutup lalu di kopyok secara perlahan dan hati-hati agar ragi merata
pada setiap potongan ketela. Lihat Video agar lebih jelas.
Tips khususnya
adalah: Ragi yang digunakan harus yang berkualitas bagus. Untuk 1 kwintal
singkong biasanya membutuhkan setengah (1/2) Kg ragi yang telah dihaluskan.
3.
Tahap
Pengemasan
Setelah peragian selesai berikutnya
dimasukkan ke wadah/kemasan sesuai permintaan pasar.
a.
Keranjang
Biasanya untuk tujuan
pemasaran eceran kemasan dalam bentuk keranjang yang telah dialasi daun pisang.
Daun pisang sebagai alas harus rapat, karena rapat tidaknya kemasan akan
mempengaruhi proses fermentasi.
b.
Kardus
Kardus yang telah
dialasi daun pisang diisi dengan tape yang telah diberi ragi, beratnya sesuai
besar/kecilnya kemasan kardus. Biasanya antara 5-10 Kg. Kardus sangat bagus
untuk proses fermentasi karena rapat dan bersih.
c.
Besek
Besek terbuat dari
anyaman bambu yang dibentuk kotak, biasanya kemasan ini untuk jumlah kecil,
antara 1-2 Kg. Seperti sebelumnya, besek harus dialasi dengan daun pisang agar
proses fermentasi berjalan dengan baik.
d.
Kotak
Karton Kue
Sama dengan besek,
sebelumnya dialasi daun pisang agar proses fermentasi berjalan dengan baik.
Kotak Karton merupakan alternatif kemasan modern dan praktis, karena tidak
perlu menganyam bambu.
4.
Tahap
Pemasaran
Bagian penting dalam pemasaran adalah promosi.
Promo bisa dilakukan dengan berbagai media:
a.
Media
offline.
Seperti membuat
poster/selebaran/spanduk/banner yang menarik. Bisa juga dipasarkan
ditempat-tempat pemasaran seperti toko, swalayan, minimarket atau pasar
tradisional. Atau membuka outlet di pinggir jalan/area wisata.
b.
Media
online
Media online jangkauannya lebih luas/global. Bisa menggunakan HP, Komputer, Laptop, iphone melalui platform media sosial: Youtube, Facebook, Whatsapp, Instagram, Tweeter, Telegram dan lainnya.
Pak Sulaiman sendiri sebagai pemilik produksi dengan brand/merk TAPE LEGI 99 biasanya memasarkan di pasar offline daerah Cerme, Kalisat, Puncak dan lainnya di wilayah Kabupaten Bondowoso.
Demikianlah teman-teman pemaparan proses produksi tape dari awal hingga akhir, mungkin dari apa yang saya sampaikan ada yang terlewatkan/kurang jelas, silahkan ditanyakan.....! Silahkan siapa yang mau bertanya...??
Baiklah, kurang lebihnya saya mohon maaf, dan mari besok kita praktik langsung cara membuat tape singkong. Jangan lupa setiap kelompok wajib membawa alat-alat sesuai bagiannya masing-masing. Diantara kita jangan sampai tidak masuk ya.... agar semuanya bisa berjalan lancar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Coment-nya: